Tak jauh dari Masjid Agung, disekitar Jalan Asia-Afrika terdapat jajaran bangunan tua peninggalan Belanda. Salah satunya menjadi ikon sejarah Kota Bandung yaitu Gedung Merdeka. Setelah mendapat renovasi dan juga trotoar sepanjang Jalan Asia-Afrika dipercantik membuat tempat ini semakin menarik untuk dikunjungi. Hampir tiap hari Gedung Merdeka tidak sepi dari pengunjung. Bagian sisi kanan gedung yang dulu bernama Jalan Cikapundung Timur yang merupakan jalan umum, sekarang ditutup dan direnovasi menjadi sebuah jalan yang cantik. Jalan aspal diganti dengan paving blok yang rapi, dengan lampu hias dan bangku taman yang cantik. Pagar sisi jalan yang membatasi jalan dengan Sungai Cikapundung juga dipugar. Di ujung jalan yang mengarah ke Jalan ABC terdapat Cikapundung River Spot, yang biasa digunakan untuk pertunjukan sepert pentas seni. Dari Masjid Agung saya dan adik saya nyebrang jalan di depan Menara BRI menuju Gedung Merdeka. Malam hari sekitaran Gedung Merdeka
Suara kumandang adzan isya dari Masjid Agung merdu terdengar memecah keramaian malam Kota Bandung. Suasana pengunjung terlihat ramai walaupun bukan akhir pekan. Karena tempatnya yang berdekatan dengan tempat perbelanjaan dan gedung bersejarah Bandung yaitu Gedung Merdeka, membuat tempat ini menjadi titik kumpul favorit warga Bandung untuk sekedar mencari hiburan yang murah meriah. Selepas dari Caringin Tilu di postingan sebelumnya. Adik saya minta untuk diantar membeli jaket dan topi. Tanpa berpikir panjang saya mengajak ke Mall Parahyangan sambil menikmati suasana malam di sekitar Masjid Agung. Posisi mall ini tepat berada di samping Masjid Agung. Tapi karena kekurangan informasi, ternyata banyak dari pelapak yang sudah menutup tokonya. Setelah menunaikan kewajiban sholat isya, kami duduk disekitar halaman Masjid Agung. Pengunjung nampak memadati halaman masjid atau biasa disebut dengan Alun-alun Masjid Agung. Lalu lalang pengunjung berseliweran di depan kami. Banyak para pen